Di sisi lain banyak juga pihak yang beranggapan bahwa bisnis budidaya lele
termasuk kategori sulit dikarenakan sulit mengadaptasikan bibit lele
dengan lingkungan dan cuaca sehingga bibit yang ditebar banyak yang
mati. Sudah saatnya kita melupakan ketakutan akan hal tersebut, karena
untuk melakukan sebuah bisnis ternak kita harus berani ambil resiko dan
terus berinovasi bagaimana bibit lele yang ditebar bisa tetap bertahan
dan jumlahnya juga tetap. Sebelum memulai pertama persiapkan niat dan
selalu berpikir positif bahwa usaha ternak lele ini selain sebagai
bisnis juga sebagai hobi sehingga kita bisa selalu melakukan segala
halnya dengan senang tanpa perlu susah. Baiklah tanpa berlama-lama, akan
kami berikan panduan lengkap usaha ternak lele step-by-step dari
mana memulai hingga pemanennya, agar sobat ternak dapat mengikuti
secara berurutan tanpa perlu kebingungan dalam praktek bisnis lelenya.
Persiapan Kolam Budidaya Lele
Tahapan paling awal sebelum memulai
bisnis usaha budidaya lele, sejenak sobat harus memikirkan masalah
tempat untuk budidaya dan ternak lele. Paling tidak yang harus sobat
sediakan adalah lahan/tanah kosong yang nantinya akan dibangun kolam
lele. Sebetulnya di dalam ternak budidaya ikan lele ada berbagai macam
jenis kolam yang bisa diaplikasikan antara lain cara ternak lele dengan kolam tanah, ternak lele kolam semen, http://www.ceckin.com/2014/03/peluang-usaha-budidaya-ternak-lele.html,
keramba, dan sebagainya. Setiap tipe kolam pasti memiliki keunggulan
dan kekurangan masing-masing, namun dengan melihat kondisi lingkungan,
dana, dan lahan kita bisa menentukan alternatif kolam yang paling cocok
untuk bisnis ikan lele.
Jika memiliki lahan yang cukup luas
alangkah baiknya jika menggunakan tipe budidaya dengan kolam tanah,
karena selain lebih banyak diterapkan oleh para pembudidaya ikan lele
pada umumnya, kolam tanah juga lebih baik dalam membentuk ekosistem
kolam yang mature dan penuh nutrisi organik yang diperlukan ikan lele
untuk perkembangannya. Karena idealnya media kolam untuk ternak ikan lele
paling tidak harus memiliki konstruksi yang sesuai, mempunyai sumber
daya dan kualitas air yang baik, dan mempunyai siklus ekosistem yang
baik. Untuk ukuran kolam tanah dan kapasitas ideal agar usaha budidaya
lele bisa maksimal antara lain:
- Kolam dianjurkan memiliki
kedalaman sekitar 1-1.5 meter agar cahaya matahari dapat menembus sampai
ke dasar kolam untuk perkembangan bakteri di dasar kolam.
- Untuk ukuran kolam bisa dibuat 2x4
meter, 3x4 meter, atau 3x5 meter tergantung ketersediaan lahan dengan
mempertimbangkan jumlah bibitan lele yang akan ditebar.
- Idealnya tingkat kepadatan bibit untuk kemudahan perawatan bibit lele per meter persegi (m2) nya adalah 200-400 ekor, jadi pertimbangkan lebih dahulu jumlah total bibit yang akan disebar.
Dengan mengikuti aturan di atas,
mesalah kematian ikan lele kemungkinan besar bisa diminimalisisr bahkan
bisa di nol kan. Dalam pembuatan kolam ikan lele (khususnya kolam tanah)
ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan agar konstruksi dan
kualitas kolam baik, langkah-langkah yang harus disiapkan adalah:
- Pengeringan dan Pengolahan Tanah Kolam
Tahapan pertama sebelum menggunakan kolam untuk ternak lele pemula,
setelah kolam tanah dibuat yang harus dilakukan adalah melakukan
pengeringan dengan sinar matahari langsung sampai benar-benar kering.
Tujuan dari pengeringan ini adalah untuk mematikan mikroorganisme
patogen negatif yang menjadi sumber penyakit. Biasanya memakan waktu
satu minggu atau kurang dari itu dengan pencahayaan matahari yang terik,
untuk mengetahui kering atau tidak bisa dilihat dari tekstur tanah yang
mulai terlihat retak-retak. Setelah itu baru dilakukan pembajakan atau
pencangkulan permukaan tanah dalam kolam agar tanah menjadi gembur,
seperti halnya ketika membajak tanah di sawah sebelum dilakukan
penanaman. Namun sebaliknya, pada dinding kolam perlu ditekan-tekan agar
menjadi keras dan padat lalu keringkan, ini tujuannya agar dinding
kolam tidak ambrol/longsor saat pengisian air.
- Pemupukan dan Pengapuran Kolam
Setelah
melalui tahap pengeringan kolam dan tanah sudah benar-benar kering,
saatnya pemberian kapur. Jenis kapur yang umum dgunakan adalah tohor
atau kapur dolomit. Pengapuran dilakukan melalui penebaran secara merata
ke seluruh permukaan dasar kolam lalu cangkul-cangkul lagi agar
tercampur dan meresap ke dalam tanah. Untuk dosis pemberian kapur sangat
tergantung pada luas kolam lele, pada umumnya menggunakan takaran
250-500 gram per meter perseginya. Pengapuran ini berfungsi untuk
menyeimbangkan kadar keasaman kolam dan untuk membasmi mikroorganisme
merugikan yang nantinya bisa menimbulkan hama dan penyakit pada ikan
lele peliharaan. Jadi jika tanah terlalu asam bisa dilakukan dosis yang
lebih banyak pada kapur yang ditebar.
Setelah
pengapuran, selanjutnya adalah tahap pemupukan bagian dasar kolam yang
bertujuan penyedia nutrisi bagi mikroorganisme/bakteri, plankton, dan
cacing. Cacing selain sebagai penyubur juga sebagai pakan alternatif
alami bagi lele, begitu juga bakteri yang berguna untuk menguraikan
endapan sisa pakan dan sisa kotoran lele agar tidak menjadi
racun/amoniak. Sementara fitoplankton juga berperan sebagai makanan
alami lele. Untuk pemupukan bisa menggunakan pupuk organik bisa berupa
pupuk kandang maupun kompos yang dicampur dengan pupuk anorganik seperti
urea dan TSP. Untuk dosis pemupukan, per meter perseginya memerlukan
250-500 gram pupuk organik dan 30gram gram pupuk anorganik (15 gram
urea, 15 gram TSP).
Setelah semua tahap pengeringan
hingga pemupukan selesai, saatnya melakukan pengisian air ke dalam
kolam. Pada kolam usaha ternak lele ketinggian permukaan air dari dasar
kolam idealnya di kisaran 100-150cm. Proses pengisiannya pun tidak bisa
langsung dipenuhi di ketinggian 150cm, tetapi diisi sepertiganya dulu
sekitar 50cm, atau lebih sedikit lagi 30cm, yang penting perkirakan
dasar kolam masih terkena paparan sinar matahari langsung. Umumnya
penentuan ketinggian juga melihat pada tingkat kekeruhan air kolam, jika
air bening tentunya di ketinggian 50cm pun tidak masalah. Tujuan
pengisian air sepertiga ini ditujukan agar biota di dasar kolam dapat
berkembang biak dan berfotosintesis, utamanya adalah fitoplankton yang
memanfaatkan pupuk pada dasar kolam untuk tumbuh dan berkembang biak.
Fitoplankton merupakan pakan alami bagi bibit ikan lele terutama untuk
ukuran burayak lele karena ukuran burayak masih belum bisa memakan
makanan instan yang halus sekalipun. Biarkan kolam selama satu minggu
atau sampai airnya berwarna hijau (green water) dimana hal tersebut
menunjukkan bahwa fitoplankton sudah berkembang biak dengan baik, dan
menjadi persediaan pakan alami bibit lele sampai dapat memakan pelet
ukuran mikro. Setelah air kolam sudah berwarna hijau (semakin pekat
semakin baik), bibit lele siap ditebarkan ke setiap sudut kolam sambil
menambahkan air secara perlahan samapai ketinggian sekitar 100cm.
Pemilihan dan Penebaran Benih Lele
Sebelum memilih dan melakukan penebaran benih alangkah baiknya kita mengetahui karakter ikan lele, mungkin beberapa sahabat ternak belum banyak yang mengetahui karakter dari ikan lele peliharannya.
1. Ikan Lele dapat/lebih cocok hidup dengan suhu lingkungan antara 20 derajat C - 28 derajat C.
2. Air kolam ikan lele sebaiknya bukan air dari hasil limbah industri pabrik (yang bersifat kimia/anorganik).
3. Ikan lele menyukai perairan yang tenang meskipun keruh dan sedikit
kandungan oksigennya. Namun bila air mulai bau dan jenuh lalu terlihat
lele mengambang sebaiknya air segera diganti paling tidak 50%.
4. Permukaan kolam sebaiknya tidak tertutup, tetapi bisa juga dilakukan
penutupan yang tujuannya untuk menjaga kestabilan suhu kolam dengan
syarat sirkulasi udara dan cahaya matahari masih bisa masuk.
Pada tahap pemilihan bibit usahakan memilih bibit yang berkualitas,
karena nantinya ini cukup berpengaruh pada keberhasilan bisnis lele
kita. Logikanya para peternak lele jaman sekarang sudah pintar memilih
jenis lele yang berkualitas, mereka juga paham selera konsumen mereka
yang hanya mengambil ikan lele yang hanya kualitas bagus. Dan lagi lele
kualitas bagus dikenal memiliki daya tahan dan kondisi fisik yang lebih
baik dari lele non kualitas. Jangan lupa untuk membeli bibit lele
berkualitas dari penjual langganan sobat yang sudah terkenal kualitasnya
dan sudah menjadi langganan pastinya. Mengenai bibitan ikan lele yang
direkomendasikan, sobat bisa memilih jenis ikan lele sangkuriang yang
merupakan perkembangan dari lele jumbo. Budidaya ikan lele jenis sangkuriang
lebih menguntungkan karena lebih cepat besar dan ukuran tubuh yang
lebih berisi dari lele jumbo sehingga dapat dijual dengan harga yang
lebih bersaing.
Pastikan benih lele yang sudah kita beli dan siap ditebar benar-benar
sehat, gerakannya lincah gesit normal, tidak ada luka atau cacat pada
tubuhnya, dan tidak ada penyakit atau jamur. Untuk kelas bisnis dan
budidaya hindari membeli benih yang terlalu kecil karena selain
kualitasnya sulit diidentifikasi, daya tahan bibit lele yang terlalu
kecil masih angin-anginan. Standardnya ambil bibitan lele dengan ukuran
5-7cm, dalam waktu 3 bulan dengan perawatan yang normal akan didapatkan
ikan lele ukuran konsumsi.
Penebaran dilakukan secara bertahap, ketika wadah pembungkus datang
usahakan langsung rendam di kolam minimal 1 jam agar bibit lele
menyesuaikan suhu air di kolam sehingga nantinya ketika ditebar tidak
kaget. Jika sudah siap, bibitan lele siap ditebar dengan takaran 200-400
ekor untuk per meter perseginya dengan kondisi kedalaman kolam 1-1,5
meter.
Pemilihan Pakan Budidaya Lele
Dalam menentukan pakan budidaya lele
kita harus jeli memilih jenis pakan dari berbagai merk di pasaran yang
memiliki kualitas. Pakan yang baik memiliki rasio jumlah pakan lebih
kecil berbanding dengan rasio pertumbuhan daging. Semakin kecil rasio
jumlah pakan (di bawah 1 cm) maka dapat dipastikan kualitas pakan
semakin baik. Selain pakan utama, dalam usaha lele juga diperlukan pakan
tambahan. Biasanya pakan tambahan berfungsi sebagai alternatif jika
harga pakan utama dirasa terlalu mahal, sehingga porsi pakan utama
dikurangi dan digantikan dengan tambahan pakan alternatif yang lebih
murah.
Pelet ikan, nutrisi komplit dalam bentuk yang praktis |
Pemberian pakan utama lebih baik diberikan pada sore atau malam hari ketika ikan lele sedang aktif. Porsi, frekuensi, dan aturan pemberian pakan lele
adalah 4-5 kali sehari, perkirakan bahwa setiap harinya ikan lele
memerlukan pakan 3-6% dari berat bobot tubuhnya. Berikan secukupnya,
bila lele mulai malas memakan pakan utama hentikan pemberian pakan.
Pakan utama umumnya berupa pelet ikan yang mengandung protein hewani
(30%), lemak (15%), karbohidrat (20%), dan vitamin. Kita juga harus
pintar memilih di pasaran, pakan mana yang memenuhi seluruh standard
kebutuhan nutrisi ikan lele. Sementara itu untuk pakan bibitan lele yang
cukup kecil bisa diberikan pakan alami berupa fitoplankton (green
water), kutu air, cacing kecil, dan jentik-jentik.
Di samping memberikan pakan utama, pemberian pakan pendamping juga
diperlukan untuk menghemat biaya pengeluaran pakan. Umumnya pakan
tambahan dapat berupa keong mas atau bangkai ayam. Sebelum diberikan
pada ikan lele, terlebih dahulu cincang-cincang dagingnya sampai halus
lalu berikan pada ikan lele. Jika dilihat dari kandungan nutrisinya,
paka tambahan tersebut tidak kalah nutrisinya dari pakan utama. Sehingga
jika memberikan pakan tambahan pada ikan lele, maka porsi pakan utama
harus dikurangi. Dalam pemberian pakan lele jangan sampai telat dan
kurang, karena bisa memicu kanibalisme ikan lele besar yang bisa
mengancam ikan lele yang lebih kecil.
Semoga bermanfaat dalam membantu mensukseskan bisnis ternak
dan budidaya ikan lele anda. Bila ada yang masih kurang jelas bisa
langsung ditanyakan. Jangan lupa juga berdoa agar bisnis anda semakin
sukses dan berkembang.